Cerpen Terbaru 2019 Manusia-Manusia Terpilih - Ruangan Guru

Recent Posts

    Cerpen Terbaru 2019 Manusia-Manusia Terpilih


    Manusia-manusia terpilih
    cerpen terbaru 2019

    CerpenTterbaru 2019 Manusia-Manusia Terpilih


    .17 April 1955.
    Di pagi hari itu, tepat ketika hangat cahaya matahari pagi menyinari bumi, ada seorang anak yang berbaju lusuh menawarkan jasa semir sepatu di pinggir jalan. Hari itu ramai dan ada sebuah acara panggung. Tak lama datang seorang bapak memakai baju safari meminta si anak itu untuk menyemir sepatutnya. "Nak, tolong semir yang bersih ya" pinta bapak itu sambil duduk dan menghisap sebatang lisong. Anak kecil itu mulai menyiapkan sikat dan semirnya.

    Ia sikat dan gosok tiap inci dari sepatu. Sepatu itu kini bersih mengkilap. Setelah memberikan beberapa uang koin, bapak itu pergi menuju panggung. Ia naik keatasnya. Ia berorasi dgn lantang, membeberkan program"nya jika terpilih menjadi anggota dewan. "Wah, hebat sekali bapak itu, tak semua orang bisa naik ke atas panggung dan berbicara seperti itu, mungkin hanya orang* tertentu." pikir si anak kecil dalam hati. .

    Warga mulai berkerumun. Ada yang bersorak, ada yg bersiul. Anak kecil itu masih serius menatap ke atas panggung. Didekatnya ada dua orang pemuda yg sedang menggerutu. "Ah, paling hanya menebar janji2 sorga." ucap salah seorang pemuda yang memakai kacamata. "Jangan salah bung, saya kenal baik bapak ini" jawab temannya yang memakai kemeja putih lengan pendek. "sorga?" anak kecil itu bertanya dalam hati. "Bapak itu benar" manusia pilihan." katanya dalam hati melanjutkan.
    .
    "Bung, jangan terlalu berharap sama manusia, dalamnya lautan masih bisa diukur, dalamnya hati manusia? Siapa yang tahu". Kata si pemuda berkacamata tadi menasihati temannya.
    .
    Si anak kecil jadi terheran-heran dengan percakapan dua orang pemuda di pagi itu
    .
    64 tahun Kemudian.

    Seorang kakek pensiunan duduk di beranda rumahnya. Sambil melakukan kebiasaan rutinnya. Membaca koran, meminum teh hangat, dan ditemani cucu kesayangannya.
    .
    Lembar demi lembar halaman koran ia buka dan ia baca. Sampai pada halaman tengah, sang kakek mengernyitkan dahi. Ia membaca pelan sebuah judul berita "lagi, anggota dewan tertangkap tangan komisi anti rasuah". Mata sang kakek fokus tertuju pada foto pria yang mengenakan baju berwarna oranye. "astaga, ini orang yang aku pilih saat pemilu tahun lalu" ucapnya sambil terkejut.

    "Sayang sekali, padahal orang ini sering datang ke desa ini, terlihat baik dan ramah" ia bergumam dalam hati. Tiba-tiba ia teringat percakapan 2 orang pemuda bertahun-tahun yang lalu. "Benar kata orang itu, dalamnya lautan bisa diukur, hati manusia siapa yang tahu?" Ia bertanya dalam hati.
    "Ahh, dari dulu, hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun demi tahun, kekuasaan silih berganti, moral bejat macam pejabat dikoran ini selalu ada. Manusia-manusia terpilih. Terpilih untuk merubah kampung halamannya, atau terpilih hanya untuk suatu saat masuk bui" gumam kakek itu melanjutkan dalam hati.
    .
    Tak lama, ia melanjutkan membaca halaman berikutnya, terus sampai halaman terakhir. Teh hangat itu diseruput nya. Koran ia letakan diatas meja. Sang kakek pensiunan beranjak dari tempat duduknya. Mengahmpiri sang cucu yang sedari tadi asyik bermain mobil-mobilan. Sang kakek tersenyum dan mencium kepala si cucu. "Nak.... semoga kelak, kau akan menjadi manusia yang pandai memanusiakan manusia. Tak pernah mengkhianati apa yang dititipkan orang-orang terdekatmu kepadamu, apalagi titipan rakyat, titipan umat. Jadilah pelita yang menerangi orang-orang disekelilingmu." Ucap sang kakek berdoa dalam hati. .
    Kamis, 30 Mei 2019
    -JA-

    *informasi fakta:
    1. Anggota DPR DPRD Terjerat Kasus Korupsi Melonjak 5 Kali Lipat


    2. Kaleidoskop 2018 29 Kepala Daerah Terjerat Kasus Korupsi 

    0 Response to "Cerpen Terbaru 2019 Manusia-Manusia Terpilih"

    Post a Comment

    Slahkan berkomentar dikolom komentar ya, dengan bijak tentunya ;)

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel